“Kemana kita setelah ini?”
“Ke makam ibuku.”
“Oke deh.”
“Kamu nggak perlu ikut juga nggak apa-apa.”
“Kok gitu?”
Pintu mobil lalu langsung Tian buka dengan cepat. Dan tetap
dengan tatapan dinginnya ia menyuruh Keyla turun dan langsung masuk ke
rumahnya.
“Kenapa aku nggak boleh ikut, Tian?”
“Selamat tinggal.” Ucap singkat Tian tanpa memandang wajah
Keyla sedikitpun.
You only need the light when it's burning low,
Only miss the sun when it starts to snow,
Only know you love her when you let her go.
Only miss the sun when it starts to snow,
Only know you love her when you let her go.
Senandung lagu Let Her
Go dari Passenger pun mengalun lembut dari radio mobil Tian mengiringi
perjalanan Tian menuju makam ibunya. Ia sengaja tidak membolehkan Keyla ikut ke
makam ibunya karena dia membenci Keyla yang dari kecil selalu menjadi perhatian
mendiang ibunya. Ya, mereka adalah tetangga dan telah berteman sejak kecil.
Tapi karena Keyla yang sering bermain ke rumah ian, Keyla selalu terlihat
dimanjakan oleh ibunya sendiri. Meskipun Tian sendiri sadar ada alasan lain
yang ia sendiri tak mau akui.
Sesampainya di makam ibunya, Tian lalu membersihkan sedikit
kotoran yang ada di makam ibunya dan kemudian meletakkan bunga melati kesukaan
ibunya sambil berdoa dan menggumamkan sesuatu.
“Ibu…aku benci Keyla yang selalu ibu manjakan. Aku benci
Keyla yang selalu ibu anggap anak sendiri dan suka melupakan aku. Tapi semakin
ke sini rasa benciku justru memiliki alasan berbeda. Aku benci kalau dia harus
tahu aku akan menangis jika berada di depan makam ibu. Aku benci dia yang
selalu mendekatiku dan memperhatikanku. Apa yang harus kulakukan, Bu?”
Dan air mata Tian pun jatuh bersama gerimis yang turun
perlahan serta angin yang berhembus kencang.
Di perjalanan pulang, Tian lalu melihat Keyla sedang duduk
di depan rumahnya sambil menunduk. Ketika di dekatinya, ternyata wajah Keyla
sangat dingin dan keluar busa dari mulutnya. Saat itu juga Tian berteriak
meminta tolong sambil berusaha menggotong Keyla masuk ke dalam mobilnya.
Beep! Beep!
Bunyi tanda ada pesan singkat masuk ke handphone Tian sedikit mengalihkan perhatian Tian yang masih memangku
kepala Keyla di jok belakang mobilnya yang dikendarai oleh ayahnya. Hati Tian
entah kenapa semakin merasa tidak enak.
Tian. Maaf kalau
selama ini aku ada salah sama kamu. Aku berharap kamu bisa memaafkanku, tapi
aku lebih berharap lagi kalau aku bisa mengucapkannya langsung padamu. Aku
hanya ingin mengatakan maaf dan aku sayang kamu. Sayangnya, saat aku menulis
ini pun aku sudah merasa lelah dan tidak kuat lagi. Bye, Tian. Aku akan
menyampaikan salammu pada ibumu nanti.
Tian pun menangis sambil memaki dirinya sendiri yang baru
menyadari kalau ia benar-benar mencintai Keyla.
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home.
Only know you love her when you let her go,
And you let her go.
Only hate the road when you're missing home.
Only know you love her when you let her go,
And you let her go.