Rabu, 25 September 2013

Selamat Pagi, Coklat !

Diposting oleh Unknown di 16.46


 Source : google

Dunia ternyata tak jadi kiamat. Hah, sial! Rutukku dalam hati. Bagiku yang hanya seorang wartawan salah satu Koran lokal di Jawa Barat, dunia masih terlihat cerah dan menyejukkan di pagi hari setelah hari hujan kemarin di depan rumah pacarku, eh maaf, mantan pacarku. Rasanya aku seperti sedang disiksa. Ketika semua orang tertawa dan tersenyum bahagia karena mendapat ucapan selamat pagi dari orang yang ia cintai, aku hanya bisa datang ke salah satu kedai minuman dekat kantorku, memesan coklat panas dan meminumnya terus sebelum nantinya aku akan berjuang keras melupakan hal semalam. Hal berpisahnya aku dengan dirinya.
Aku mungkin memang bukan pria yang mapan dan menjamin hidupnya, tapi apa harus dengan cara seperti itu ia memutuskanku? Dengan cara berselingkuh dan dengan bangganya justru mengatakan kalau ia sudah tidak mencintaiku lagi dan ia ingin hidup bahagia. Haha…ya, hidup bahagia karena uang pria itu lebih banyak. Syukurlah aku merasa mantan pacarku ini sudah tidak penting lagi, meskipun otakku masih bandel karena terus memikirkannya hingga detik ini juga.
Aku mengambil tempat duduk di salah satu kursi tinggi di bar kedai minuman tersebut. Sambil masih serius menatap handphone-ku yang tidak berbunyi lagi, karena tidak ada yang mengucapkan selamat pagi.
“Mau pesan apa, Mas?” Tanya seorang pelayan perempuan dengan ramah.
“Coklat panas aja satu.” Jawabku singkat yang kemudian diikuti dengan desahan panjang sambil tetap menatap handphone-ku berharap ada hal menakjubkan terjadi, seperti mantan pacarku yang meminta maaf sambil tertawa dan mengatakan kalau semalam itu adalah rencananya untuk jahil di hari ulang tahunku yang memang jatuh pada hari ini. Tapi sepertinya, itu hanya mimpiku yang terlampau sangat jauh. Dan hal itu membuatku justru semakin sakit jika mengingatnya.
“Ini Mas cokelat panasnya.” Pelayan perempuan itu kemudian memberikan segelas coklat panas di sebuah mug sedang dengan gambar sketsa kota Bandung tempo dulu.
Aku pun mulai menyeruput sedikit demi sedikit cokelat panas itu. Hmm—enak sekali. Panasnya membuat tubuhku yang kedinginan di pagi hari ini menjadi lebih nyaman dan menjadi lebih sedikit bersemangat, ya sedikit. Kemudian aku kembali berniat untuk melihat lagi ke layar handphone, entah untuk apa, tapi perasaan untuk mendapatkan pesan selamat pagi dari mantan pacarku itu masih terus menghinggapi pikiranku. Karena sadar akan kebodohanku yang terlalu bodoh mencintai perempuan seperti itu aku lalu mengusap-usap wajahku dengan kedua telapak tanganku, berharap aku bisa lekas sadar dari pengaruh hipnotis wanita itu.
Tapi tiba-tiba, aku melihat sebuah roti bakar dengan lelehan coklat di dalamnya tersaji hangat tepat di depanku. Protes pun aku coba layangkan kepada pelayan yang melayaniku sedari tadi itu.
“Maaf, Mbak. Saya nggak pesan roti kok. Kayaknya salah deh, Mbak.”
“Makan saja, Mas. Bawa dalam perjalanan ke kantor. Gratis.” Jawab pelayan itu sambil tersenyum manis.
Oke, pelayan perempuan itu memang tipe wanita yang manis dan kalem. Rambutnya yang panjang sebahu, diikat tinggi dan bibirnya terlihat mengkilat—sepertinya menggunakan lipgloss—yang justru tidak membuatnya seperti wanita centil yang aku kenal di kantor, tapi ia justru terlihat semakin cantik. Matanya, hidungnya dan bibirnya semua terangkai indah sehingga menunjukkan sebuah wajah yang memiliki dua sisi, manis kekanak-kanakan dan juga dewasa. Tingginya pun mungkin hanya lebih pendek dariku sepuluh senti.
Astaga! Apa yang baru saja aku pikirkan? Apa aku baru saja memuji seorang wanita lain selain mantan pacarku? Jujur saja, dari dulu aku tidak pernah memuji seorang wanita sampai sebegininya selain memuji mantan pacarku itu. Perasaan aneh mulai muncul dalam benakku. Aku berdoa agar aku tidak menjadi pria jahat yang mudah melupakan wanitanya, tapi naluriku sebagai pria justru benar-benar kembali memberontak untuk terus-terusan memuji wanita yang kini tengah sibuk di depanku menyiapkan minuman untuk pelanggan lain. Ada apa ini?
Handphone-ku tiba-tiba berdering. Ketika kulihat di layar ternyata itu adalah atasanku yang mengirim pesan. Dan anehnya aku tidak ingin mendesah menyesal lagi karena bukan mantan pacarku yang mengirim pesan. Ternyata aku disuruh untuk segera ke kantor, karena ada hal penting untuk dibicarakan. Aku kemudian bergegas mengeluarkan uang untuk membayar coklat panas yang kupesan, sedangkan roti bakar yang katanya gratis itu langsung aku ambil saja. Aku anggap roti itu sebagai ucapan terima kasih untukku yang setiap pagi selalu datang kesitu.
“Terima kasih ya, Mbak.” Ucapku kepada pelayan wanita itu sambil melambaikan roti bakar coklat itu. Dengan langkah lebar aku pun meninggalkan kedai minuman bernuansa country tersebut. Berusaha tersenyum lebar dan berusaha kembali melupakan wanitaku dulu.
***

Suara pintu kedai baru saja tertutup. Aku lalu terus melihat ke arah pintu untuk beberapa saat. Aku…sangat ingin melihat wajahnya terus menerus. Aku sepertinya benar-benar sudah jatuh cinta.
Mataku kemudian melihat piring kosong di ujung meja bar. Piring kosong dengan bekas rempah-rempah roti bakar dan segelas mug coklat panas yang sudah habis dilahap pemesannya. Ya, si Coklat aku menyebutnya. Dia gemar sekali datang di pagi hari, memesan coklat panas dan duduk diam di ujung meja bar. Tapi hari ini wajahnya memang berbeda dengan hari sebelumnya. Biasanya ia selalu tersenyum cerah dan bersemangat, tapi hari ini berbeda. Oleh karena itu aku memberinya sepotong roti bakar gratis untuknya, berharap ia bisa lebih bersemangat dan syukur-syukur bisa melihatku.
Kulangkahkan kakiku mendekati mug dan piring kosong itu. Aku lalu melihat tisu makan yang aku letakkan di piring itu.
Yah, dia tidak melihatnya.
Sebersit kekecewaan muncul begitu saja di sela-sela hatiku. Jika tahu dia tidak akan melihat tisu itu, aku harusnya langsung saja mengucapkan selamat pagi. Walaupun aku yakin aku akan gugup setengah mati jika mengucapkan selamat pagi padanya. Kecewa, membuatku akhirnya pergi melayani pelanggan lainnya, meninggalkan mug kosong dan piring kosong dengan tisu yang terdapat torehan tinta di sana.
Selamat pagi! Semangat ya, Coklat! :)

-o0o-

0 komentar:

Posting Komentar

 

MonikAuthor Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review